Racik Konten Pengajaran Lewat Pandu Digital
Wabah corona virus disease atau Covid-19 di Indonesia, sudah satu tahun, sejak diumumkan Presiden Joko Widodo, dua warga terpapar, 2 Maret 2020.
Saat itu seluruh sekolah dan perguruan tinggi diliburkan, informasi Covid setiap hari diupdate, menimbulkan kecemasan dan ketakutan.
Tapi, balik itu memaksa kita berubah, pola hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan. Menurut Sains disebut adaptasi.
Guru yang tak familiar dengan teknologi informasi (IT) dipaksa melek, anak didik harus beradaptasi belajar via daring dengan berbagai aplikasi.
Orang tua anak didik, harus menjadi ‘guru’ di rumah, memastikan sang buah hati belajar dengan baik dan benar.
“Saya betul-betul alumni Korona,” kata anak didik. Dia mengaku, sudah tiga semester belajar di rumah, jarang bertemu dengan teman sebaya.
Bagi Tuan Guru, anak didik dan mahasiswa angkatan 2020 dan 2021, alumni perubahan.
Alumni yang mampu beradaptasi di lingkungannya. Alumni yang melek teknologi informasi.
Virus pertama kali diidentifikasi di Wuhan, Tiongkok, 31 Desember itu memaksa kita berubah pola dan gaya hidup.
Pemerintah juga harus lebih kreatif agar negeri zambrut khatulistiwa bangkit dari gempuran wabah mematikan.
Salah satunya, inovasi Kementerian Komunikasi dan Informatika, berikan pendampingan literasi digital kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui program pandu digital.
Pandu digital membantu pelaku UMKM, seperti pemotretan, mengunggah foto produk untuk bisnis online, proses pemesanan.
Kini pandu digital menyasar sektor pendidikan, membantu guru mengembangkan diri, melalui webinar.
Terbaru, pandu digital berikan pendampingan webinar kepada 450 tenaga pendidikan maupun non pendidikan.
Webinar digelar Selasa, 30 Maret 2021 itu, dihadiri Ketua Jaringan Sekolah Digital Indonesia (JSDI) Pusat Muhammad Ramli Rahim.
“Pandu digital membantu guru mengelola konten digital untuk pembelajaran,” kata Ketua JSDI Sulawesi Selatan Anshar Syukur.
Peserta webinar mengaku, merasakan manfaat dari webinar pandu digital. Mereka mendapat badge merah pada sesi postest.
“Banyak hal baru kami dapatkan, mulai tahapan regestrasi peserta, materi kegiatan yang diupload, dan postest,” kata Guru Hadi, peserta webinar.
Ia berharap, pandu digital terus memberikan pendampingan kepada guru dalam mengolah konten pembelajaran.(*)