Dai Preneur

Selasa, 30 Maret 2021, malam, Tuan Guru mengikuti pengajian atau takziah, tiga hari berpulangnya ke Rahmatullah, Ibunda Rahmlah, Hj Saleha.

Tuan Guru datang telat, maklum rinai rintik membasahi bumi. Penceramah sudah menyampaikan mukadimah.

Tuan Guru memilih duduk di bagian belakang, sebuah tembok. Tak lama Ibu Ramlah datang membawa kursi.

Tuan Guru duduk di kursi plastik warna biru, menyimak tauziah menyejukan dari Koordinator Komunitas Pendakwah Keren (KPK) Kota Parepare, Ustaz Zulfajar Najib Haddade.

Ustaz Zulfajar, mengajak jamaah menjaga silaturahmi, menjaga kesehatan dan iman di tengah pandemi. Pandemi ini membuat kita semua takut.

“Bulan ini, sudah satu tahun Virus Korona mewabah di Indonesia. Mari kita doakan agar wabah ini segera berakhir,” katanya.

Bagi Ustaz Zulfajar, kematian sudah pasti dialami semua mahluk hidup di alam semesta. Kematian itu ibarat pintu. Semua mahluk hidup melewati pintu itu, menuju alam keabadian.

“Hari ini, kita yang umumkan innalilahi wainnailahi rajiun di masjid. Suatu saat nama kita yang diumumkan,” katanya.

Usai tausiah, jamaah pulang ke rumah masing-masing. Tuan rumah mengajak, Tuan Guru menemani Ustaz Zulfajar, sambil mencicipi hidangan.

Diskusi renyah dimulai, Ustadz
Zulfajar, bercerita, KPK Kota Parepare, bukan hanya berdakwah mengajak umat selalu berada di jalan kebenaran.

KPK mengajarkan anggotanya dan umat mengembangkan diri menjadi entrepreneur muda.

Seorang pendakwah, mestinya menjadi entrepreneur. Bukan hanya menunggu panggilan ceramah.

Seorang dai, kata dia, berjiwa entrepreneur, seperti percaya diri, tidak ragu oleh dalam mengambil segala keputusan.

Entrepreneur harus bisa memiliki beberapa visi ke depan atau berpikir ke depan dengan berdakwah dan berdagang, seperti dicontohkan Rasulullah Saw.(*)

__Terbit pada
31 Maret 2021
__Kategori
Culture