Refleksi 100 Tahun Qahhar Muzakkar
Foto/ilustrasi.; tirto.id
Sejumlah pakar akan hadir menjadi narasumber pada diskusi dan bedah buku secara virtual peringati 100 tahun Abdul Qahhar Mudzakkar, Rabu 24, Maret 2021, malam ini.
“Agar tak dilewatkan begitu saja momentum 100 tahun almarhum bapak. Kita ajak sejumlah pakar untuk membicarakan pemikiran dan perjuangan beliau.”
“Semoga ada hal yang bisa dipetik bagi kebaikan bersama ummat dan bangsa ini,” ujar Koordinator Tim Qahhar Mudzakkar Center, DR Ir Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar di Jakarta, Selasa, 23 Maret 2021.
Diskusi Refleksi 100 Tahun Abdul Qahhar Mudzakkar akan dinamis karena sosok yang didiskusikan dikenal merupakan pejuang kemerdekaan.
Patriot bangsa, sosok anti komunis dan liberalisme, dan kontroversial dengan sikapnya bersebelahan dengan rezim Orde Baru.
Sejumlah pakar yang akan menjadi narasumber dari akademisi, peneliti, sejarahwan, aktivis Islam dan politisi. Ada Prof DR A Faisal Bakti (Akademisi), DR Aswar Hasan (Akademisi)
Prof DR Anhar Gonggong (Sejarahwan), masih dalam konfirmasi panitia. Prof DR Mansyur Suryanegara (Sejarahwan), Tamsil Linrung (Anggota DPD RI Sulsel), DR. Abdullah Hehamahu (Aktivis Islam)
DR Mansyur Ahmad (Akademisi), Prof DR Syahbuddin (Peneliti Abdul Qahhat Mudzakkar), DR. Ahmad Yani (Pakar Tata Negara) dan Dr. Mulyadi, M.Si
(Dosen Program Pascasarjana Ilmu Politik Fisip UI – Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI).
Sejumlah narasumber tersebut selain akan merefleksi pemikiran dan tindakan Abdul Qahhar Mudzakkat juga akan membedah salah satu buku tulisan dan pemikiran asli Qahhar Mudzakkar “Revolusi Ketatanegaraan Indonesia Menuju Persaudaraan Manusia”.
“Buku elektronik (ebook) yang dibedah bisa diperoleh secara gratis oleh peserta webinar dengan bergabung di group Telegram Qahhar Inside,” jelas salah seorang tim penyusun buku, Suwito Fatah SPd MM.
Webinar yang akan dimulai pukul 20.00 wita ini merupakan yang kedua dalam rangkaian memperingati 100 Tahun Abdul Qahhar Mudzakkar.
Sebelumnya dilaksanakan akhir tahun lalu menghadirkan budayawan dan sejarahwan Ridwan Saidi.
“Dan akan menjadi tonggak untuk dilaksanakan seri bedah buku-buku karya Qahhar Mudzakkar. Kita ketahui telah menulis lebih kurabg 15 buku,” jelasnya. (*)